A. Siklus di PLTU dapat dibedakan menjadi:
B. Kompone- komponen PLTU
1. Boiler
2. Turbin
3. Generator
4. Air Preheater (APH)
5. Electrostatic Precipitator (ESP)
Mari Kita bahas satu persatu dari kompponen tersebut:
1. Boiler
Boiler merupakan bejana tertutup dimana
panas pembakaran dialirkan ke air sampai terbentuk air panas atau steam
berupa energi kerja. Air adalah media yang berguna dan murah untuk mengalirkan
panas ke suatu proses. Air panas atau steam pada tekanan dan suhu
tertentu mempunyai nilai energi yang kemudian digunakan untuk mengalirkan panas
dalam bentuk energi kalor ke suatu proses. Jika air didihkan sampai menjadisteam,
maka volumenya akan meningkat sekitar 1600 kali, menghasilkan tenaga yang
menyerupai bubuk mesiu yang mudah meledak, sehingga sistem boiler merupakan
peralatan yang harus dikelola dan dijaga dengan sangat baik.
1.1 Cara Kerja Boiler
Energi kalor yang dibangkitkan dalam sistem
boiler memiliki nilai tekanan, temperatur, dan laju aliran yang menentukan
pemanfaatan steam yang akan digunakan. Berdasarkan ketiga hal
tersebut sistem boiler mengenal keadaan tekanan-temperatur rendah (low
pressure/LP), dan tekanan-temperatur tinggi (high pressure/HP),
dengan perbedaan itu pemanfaatansteam yang keluar dari sistem boiler
dimanfaatkan dalam suatu proses untuk memanasakan cairan dan menjalankan suatu
mesin (commercial and industrial boilers), atau membangkitkan
energi listrik dengan merubah energi kalor menjadi energi mekanik kemudian
memutar generator sehingga menghasilkan energi listrik (power boilers).
Namun, ada juga yang menggabungkan kedua sistem boiler tersebut, yang
memanfaatkan tekanan-temperatur tinggi untuk membangkitkan energi listrik,
kemudian sisa steam dari turbin dengan keadaan tekanan-temperatur
rendah dapat dimanfaatkan ke dalam proses industri dengan bantuan heat
recovery boiler.
Sistem boiler terdiri dari sistem air umpan,
sistem steam, dan sistem bahan bakar. Sistem air umpan menyediakan
air untuk boiler secara otomatis sesuai dengan kebutuhan steam.
Berbagai kran disediakan untuk keperluan perawatan dan perbaikan dari sistem
air umpan, penanganan air umpan diperlukan sebagai bentuk pemeliharaan untuk
mencegah terjadi kerusakan dari sistem steam. Sistem steammengumpulkan
dan mengontrol produksi steam dalam boiler. Steamdialirkan
melalui sistem pemipaan ke titik pengguna. Pada keseluruhan sistem, tekanan steam
diatur menggunakan kran dan dipantau dengan alat pemantau tekanan. Sistem bahan
bakar adalah semua perlatan yang digunakan untuk menyediakan bahan bakar untuk
menghasilkan panas yang dibutuhkan. Peralatan yang diperlukan pada sistem bahan
bakar tergantung pada jenis bahan bakar yang digunakan pada sistem.
1.2 Komponen-kompone Boiler
a. Furnace Wall
Komponen ini merupakan tempat pembakaran bahan bakar. Beberapa bagian dari furnace siantaranya : refractory, ruang perapian, burner, exhaust for flue gas, charge and discharge door.
b. Steam Drum
Berfungsi untuk menyimpan air dalam volume yang besar dan untuk memisahkan uap dari air setelah proses pemanasan yang terjadi dalam Boiler. Secara umum, ada empat jenis pipa sambungan dasar yang berhubungan dengan Steam Drum, yaitu :
1.
Yang
pertama adalah Feed Water Pipe, berfungsi mengalirkan air dari Economizer ke
Distribution Pipe yang panjangnya sama persis dengan Steam Drum. Distribution
Pipe bertugas mengalirkan air dari Economizer secara merata keseluruh bagian
Steam Drum.
2.
Pipa
sambungan yang kedua adalah pipa turun yang biasanya kita sebut Downcomers.
Downcomers biasanya ditempatkan disepanjang bagian dasar Steam Drum dengan
jarak yang sama antara satu dengan yang lainnya. Pipa-pipa ini mengalirkan air
dari Steam Drum menuju Boiler Circulating
Pump. Boiler Water Circulating Pump atau disingkat dengan BWCP digunakan untuk
memompa air dari Downcomers dan mensirkulasikannya menuju Waterwall yang
kemudian air tersebut dipanaskan oleh pembakaran di Boiler dan selanjutnya
dikirim kembali ke Steam Drum.
3.
Sambungan
ketiga terletak di kedua sisi Steam Drum, yaitu Waterwall Pipe. Waterwall
merupakan pipa-pipa kecil yang berderet vertikal dalam Boiler, setiap pipa
dilas satu sama lain agar membentuk selubung yang kontinyu dalam Boiler,
konstruksi seperti ini biasanya disebut sebagai konstruksi membran. Waterwall
bertugas menerima dan mengalirkan air yang berasal dari Boiler Circulating Pump
untuk kemudian dipanaskan dalam Boiler dan dialirkan ke Steam Drum.
4.
Sambungan
yang terakhir adalah Steam Outlet Pipe. Pipa ini diletakkan dibagian atas Steam
Drum untuk memungkinkan Saturated Steam keluar dari Steam Drum dan menuju
Superheater.
Dalam Steam Drum, Saturated Steam akan dipisahkan dan diteruskan untuk
pemanasan lebih lanjut di Superheater, sedangkan airnya tetap berada dalam
Steam Drum untuk kemudian dialirkan ke Downcomers, dari sini keseluruhan proses
akan dimulai lagi.
Selain pipa-pipa
tersebut, juga terdapat Blowdown Pipe, letaknya didekat bagian bawah Steam
Drum, tepat dibawah lapisan permukaan air. Setiap kali air berubah menjadi
Steam, kotoran-kotoran air tetap tertinggal di air dalam Steam Drum. Jika
konsentrasi kotoran-kotoran ini menjadi tinggi, kemurnian Steam yang keluar
dari Steam Drum akan terpengaruh dan bahkan kotoran tersebut terbawa ke Superheater
maupun ke Turbine. Pipa Blowdown menghilangkan sebagian kecil air
Boiler dari permukaan Steam Drum, pipa ini akan mengalirkan kotoran-kotoran
tersebut sehingga dapat mengurangi konsentrasi kotoran dalam air Boiler, dan
pada akhirnya dapat menjaga Superheater maupun Turbine tetap bersih.
c. Super Heater (SH)
Komponen ini merupakan tempat pengeringan steam
dan siap dikirim melalui main steam pipe dan siap untuk
menggerakkan turbin uap atau menjalankan proses industri.
d. Economizer
Komponen ini merupakan ruangan pemanas yang digunakan
untuk memanaskan air dari air yang terkondensasi dari sistem
sebelumnya maupun air umpan baru.
Sealain Komonen tersebut masih ada komponen pendukung lainya yang tidak kalah pentingnya dalam proses produksi seperti, Reheater, Boiler Water Circulating Pump (BWTP), Down Comer, Pulveraizer dan lain-lain,,,,,,
2. Turbin
Turbin ini merupakan alat konversi energi, yaitu mengubah energi uap (steam) yang dihasilkan Boiler menjadi energi gerak.
2.1 Komponen-komponen Turbin
a. Sudu
Konversi energi terjadi
melalui/pada sudu turbin. Turbin mempunyai susunan sudu bergerak
berselang-seling dengan sudu tetap. Sudu bergerak dan sudu tetap tersebut berkerja
besama untuk mengubah energi panas dalam uap menjadi energi mekanis berotasi.
b. Nozel
Nozel berfungsi untuk merubah energi (pipa pancar) potensial menjadi energi kinetik dari uap.
c. Disck
(roda turbin)
Disck berfungsi untuk meneruskan
tenaga putar turbin kepada pesawat yang digerakkan. Tenaga yang dihasilkan
poros ini tenaga mekanis uap.
Jadi
secara ringkas kerja turbin adalah dimana tenaga potensial dari uap dari boiler dirobah
menjadi tenaga kinetis pada Nozel dan tenaga kinetis ini dirobah menjadi tenaga
putar pada Blade, dengan melalui Disck tenaga putar dirubah menjadi tenaga
mekanis pada poros (shaft).
3. Generator
Generator adalah alat untuk membangkitkan listrik
yang terdiri dari Stator dan Rotor. Rotor tersebut dihubungkan dengan Shaft
Turbine sehingga berputar bersama-sama. Stator Bars didalam sebuah generator
membawa arus hubungan output pembangkit. Arus DC (Direct current) dialirkan
melalui Brush Gear yang langsung bersentuhan dengan Slip Ring yang dipasang
jadi satu dengan Rotor sehingga akan timbul medan magnit (flux). Jika Rotor
berputar, medan magnit tersebut memotong kumparan pada Stator sehingga pada
ujung-ujung kumparan Stator timbul tegangan listri. Dengan adanya Rotor yang bergerak secara mekanis berotasi tentu terjadi kontak dengan stator yang mengakibatkan terjadinya panas maka perlu sistem pendinginan berikut pengenai sisitem pedinginannya:
3.1 Sistem Pendinginan Stator
Pembangkit tenaga listrik
berpendingin hidrogen yang lebih besar seringkali mempunyai sistim pemdingin
terpisah untuk mendinginkan statornya. Batangan- batangan stator (stator bars) didalam
sebuah generator membawa arus hubungan output pembangkit. Aliran arus yang melewati
batangan-batangan ini menghasilkan jumlah panas yang berarti/signifikan . Untuk
generator yang berpendingin hidrogen
yang lebih kecil, hidrogen itu saja biasanya sudah dapat menghisap panas. Akan
tetapi generator yang lebih besar sering mempunyai sistim pendingin air
tambahan bagi batangan-batangan statornya.
Batangan stator yang umum terdiri atas sejumlah
konduktor yang berlubang. Air yang mengalir melewati konduktor ini menghisap
panas yang dihasilkan oleh arus yang dibawa batangan tersebut.
3.2 Sistem Pendinginan Rotor
Pendinginan dengan udara jarang digunakan pada pembangkit
tenaga listrik yang besar, karena pendinginan dengan udara bukanlah alat yang
efisien untuk menyingkirkan panas yang jumlahnya besar. Sebagian besar
pembangkit tenaga listrik yang besar menggunakan sistim pendinginan hidrogen
untuk mempertahankan temperatur kerja yang sesuai.
Hidrogen digunakan dengan jumlah yang sama, ia menyerap lebih banyak panas daripada udara,
sehingga pembangkit tenaga listrik lebih umum memakai pendingin hidrogen.Untuk
melepaskan panas dari komponen-komponen yang ada didalam generator rotor ,
hidrogennya harus disirkulasikan disekitar komponen-komponen yang panas.
4. Air Preheater (APH)
Air Preheater ini adalah alat yang sistim kerjanya
berputar dengan putaran rendah yang gunanya untuk memanasi udara pembakaran
sebelum dikirim ke furnace. Sedangkan pemanas udara pembakaran tersebut diambil
dari gas buang hasil pembakaran dari furnace yang dialirkan melalui Air
preaheater ini sebelum dibuang ke cerobong.
Komponen utama Air Preheater ini adalah jalan masuk udara, jalan keluar udara, sebuah penutup yang berputar (rotating hood), sebuah elemen pemanas, jalan masuk gas panas dan jalan keluar gas panas.
Gas panas dari furnace diarahkan melalui saluran
sehingga gas melewati bagian elemen pemanas. Pada saat gas melewati permukaan
elemen, gas memanaskan plat-plat logam. Plat-plat panas tersebut berputar
menuju sisi saluran udara pembakaran, sehingga terjadi perpindahan panas.
4. Electrostatic Precipitator (ESP)
ElectroStatic Precipitator (ESP) adalah salah satu alternatif penangkap debu dengan effisiensi tinggi (mencapai diatas 90%) dan rentang partikel yang didapat cukup besar. Dengan menggunakan electro static precipitator (ESP) ini, jumlah limbah debu yang keluar dari cerobong diharapkan hanya sekitar 0,16 % (efektifitas penangkapan debu mencapai 99,84%)